Sabtu, 21 Agustus 2010

Sekedar kata,...

Assalamualaikum sahabat-sahabat dunia mayaku, apa kabar?
Apa kabar dengan hati yang lama tak pernah ku jumpa?Apa kabar dengan hati yang masih dalam perjuangannya demi menggapai ridho-Nya?Apa kabar dengan setia dan kejujuran?
andai saja aku bisa mengungkap semua kata dan rasa dalam hati yang aku punya ini..., maka seribu lembar kertas pun tak akan cukup untukku menuangkannya. Banyak sekali cinta, banyak yang ingin aku ungkap secara langsung di hadapnya nanti. Andai dia tahu, aku hambar tanpa pengisi kasih dan pedulinya padaku, andai saja dia tahu apa yang aku rasakan ini untuknya....
Cinta bukan yang bernama keegoisan rasa,bukan yang megucap " bagaimana?" namun " aku mengerti..."bukan " di mana?" tapi " di sini...."bukan " aku ingin seperti ini...." akan tetapi " aku mencintainya dengan apa adanya..."
sepinya diriku tanpa dia di sini,hampanya hatiku karena ku tahu dengan nyata dia tak berada di sampingku,seringnya ia patahkan aku...., namun aku bukan seorang yang mudah menyerah...aku bertahan, karena ada kejujuranku... untuk mengasihinya....luka itu memang sakit cinta, akan tetapi lebih sakit lagi jika aku membohongi diri ini.Mungkin aku bisa menggunakan dusta putihku, namun selama aku masih bisa menjaga kebaikan dalam jujurku, sungguh... demi Allah yang Maha Menghargai, ku akan berjalan di sini tanpa ada paksa dari siapapun, dan yang utuh adalah hanya ada nurani dan hati yang suci.
Ketika luka – luka telah mengering, Selama itu pula aku haus untuk merindukannya, pun selama luka itu masih basah dan masih pekat terasa ngilu di ulu hatiku. inginnya aku bersamanya, menjaga hatinya, mendampinginya ketika resah dan gundah melandanya, ahh... akankah ia tahu begitu dalamnya kasihku. Sehingga semua luka dan kecewa itu tak akan mampu mengubahnya, sekalipun pernah ia memintanya untuk aku melakukannya.
Maafkan, maafkan aku, karena aku terlalu jujur pada perasaanku.Dan semua, semua.... masih tetap utuh pada tempatnya.Rasa yang bercampur baur, ada duka, ada kecewa, namun ada pula rasa percaya di antara sejuta ragu, ada setitik cahya diantara gelapnya cakrawala.
Ketika smua terhempas karena sia–sia, maka akan ku coba pelajari kesedihan ini, kesakitan ini, dan ku anggap ini sebagai hadiah "besar"-Nya.
Derita ini adalah anugerah dan suatu kehormatan tersendiri bagiku di atasnya dan di bawah kekuasaan-Nya. Jiwa tak akan pernah mengenal arti tegar jika ia hanya datar merasakan perjalanan hidupnya. Hati tak akan pernah mengerti rasa sakit, jika ia selalu bahagia, Maha Suci Tuhan Semesta Alam atas segala rangakaian hidup yang sempurna ini.
Dan...., ia membuatku banyak belajar dalam sakitnya aku ketika aku terhujam mendekam dalam tebing bebatuan yang tajam. ia membuatku menjadi orang " besar" dalam rasa kesyukuranku pada-Nya. Terima kasihku ucapkan untuknya atas-Mu, ia membuat aku menjadi jiwa yang sabar atas segala penantian dan pengertian. Secuil apapun itu harapan adalah tetap menjadi harapan. Dimana ia juga bisa tumbuh dari rasa kecewa, dari rasa luka. Maka biarkanlah ia tumbuh menjadi dewasa dalam matangnya pemahaman.
Mungkin aku akan berdiri di atas rangakain jerami yang selalu ada di depanku ketika aku berjalan, dan tiada lain adalah rasa sabar ketika aku harus membersihkannya , tiada lain dari rasa ikhlas ketika aku merasa lelah untuk merapikannya agar ia tak melukaiku. Namun ketika goresan luka itu ada , tiada lain pula rasa bertahan dan pengupayaan untukku mengobatinya. Dan tiada lain dengan rasa tulus aku melakukannya.
Begitu pula dengannya ...,jika pun harus ada air mata, maka biarlah ia menjadi teman sedihku untuk menyayanginya...jika ada rasa sakit mendera, maka biarkanlah ia menjadi teman setiaku dalam bertahan atas segala kejujuranku padanya ....
Sungguh aku bersyukur, karena aku mengenalnya, sekalipun aku tak pernah utuh memilikinya, sekalipun utuh yang ia punya tak hanya untukku...jangan tanyakan tentang kesedihan yang ia pun tahu,jangan bertanya tentang rasa sakitku, bila ia pun merasakannya...aku memang manusia biasa, yang tak sempurna, dan kadang salah...namun rasa kasihku telah mengalahkan rasa sakitku,rasa asihku mengalahkan egoku ...dan sayangku...., telah mampu mengobati luka – luka itu.
Wahai dia yang menjadi penguni hati, kapan aku bisa menyentuhnya?Dimana aku bisa menemui hangatnya jemarinya mengusap semua peluhku?Ataupun sebaliknya aku yang mengusap peluh di wajahnya...Dan aku yang akan membelai lembut bahunya ketika ia goyah di jalan perjuangannya bersamaku,agar ia tahu betapa pedulinya aku terhadapnya...
dalam sujud kudusku pada-Nyaku titipkan doa dan pintaku.....semoga dia senantiasa dalam penjagaan-Nya ketika penjagaanku tak sampai padanyasemoga ia selalu dikasihi dan disayangi-Nya ketika kasih dan sayangku tak mampu melampaui dimana ia berada saat ini.Ku pinta pada-Nya agar Cinta-Nya selalu ada untuknya, ketika aku tak sanggup lagi mencintai
Ku tegarkan, segala kerapuhan,kan ku indahkan segala kesedihan...bahagianya adalah doa dan harapku....senyumnya, menjadi suatu cita – cita dimana aku bisa merasakannya itu tulus hanya untuku...
Semoga kan selalu baik adanya , meskipun jalan ini tak sempurna....
ucap terakhirku, ku harap kan terbaca jelas di mata dan hatinya...
aku mengerti...., aku di sini, dan aku mencintainya apapun adanya ia dengan segala kurangnya...
dan biarlah........., biarlakanlah tulusku...yang mencintainya....

Tidak ada komentar: